Selasa, 06 Desember 2016

Jelajah Museum Part 1

“Jas Merah – Jangan sekali-kali melupakan sejarah”, itulah pesan dari Bung Karno (Presiden pertama Republik Indonesia)
Aku menyukai museum, dengan berkunjung ke museum itu artinya kita tidak membiarkan sejarah dan budaya hanya sebatas dongeng masa lalu. Kita bisa tau bagaimana bentuk bangunan, seni, artefak, benda-benda peninggalan lain yang memang nyata adanya.
Kemarin, aku berkesempatan #jelajahmuseum untuk mengantarkan my special roomate Miftakhun Naja mengunjungi Kota Tua, Jakarta. Kami datang terlambat – siang hari, karena pagi harinya kami sedang menjalankan event Sanggar Juara di Bundaran Hotel Indonesia, sehingga kami hanya bisa memasuki tiga museum yang ada disana.
Bagaimana cara menuju Kota Tua? Mudah sekali. Kamu bisa menggunakan transportasi umum commuterline atau sering disebut KRL dan berhenti di stasiun Jakarta Kota. Nah sampai di stasiun tersebut kamu bisa jalan kaki untuk menjelajahi museum-museum yang ada di Kota Tua.
Lets Go!
1. Museum Bank Mandiri
Buat kamu yang menyukai dunia perbankan, kamu bisa mengunjungi museum Bank Mandiri. Disana terdapat koleksi peralatan perbankan tempoe doloe dan perkembangannya. Ornamen bangunan, interior, dan furnitur masih tetap dalam kondisi asli sejak pertama bangunan itu berdiri.
Mifta dengan sepeda kayuh tempoe doloe
Becak mini
Mesin tik untuk membuat laporan era 90-an
Membaca cerita Bank Mandiri dari masa ke masa
Hal menarik disana yang masih membuat aku penasaran adalah VIP Room. Terdapat satu ruang VIP yang tidak diperbolehkan bagi pengunjung untuk memasukinya. Waktu itu, aku dan Mifta tidak tahu bahwa ruangan tersebut tidak boleh untuk dimasuki, sehingga kami sempat melihat kedalam yang kemudian Bapak Satpam menegur kami berdua. Di ruangan tersebut terdapat lemari, meja bundar, dan 5 kursi yang memutari meja. Kami masih bingung, kenapa ruangan tersebut dilarang dimasuki oleh pengunjung padahal hanya terdapat perlengkapan sederhana dan AC selalu dalam kondisi menyala bahkan terasa sangat dingin.
Suasana meja kerja teller
Tangga menuju lantai 2
Penanda arah ruang di lantai 2 Museum Bank Mandiri
Bagi pelajar atau mahasiswa kamu akan dikenakan biaya sebesar Rp 2.000,- untuk masuk ke museum Bank Mandiri. Lokasi: Jalan Lapangan Stasiun 1, Jakarta Barat.

2. Museum Bank Indonesia
Nah di museum ini, sama seperti museum Bank Mandiri yang menyajikan alat-alat atau teknologi perbankan pada zaman dahulu. Namun di museum Bank Indonesia sudah memiliki alat pendukung informasi yang lebih canggih, terdapat fasilitas LED, headphone di beberapa sisi dan menyajikan video-video seputar sejarah perkembangan sistem transaksi terdahulu. Mulai dari sistem barter, emas yang ditukarkan dengan bahan-bahan pokok, rempah-rempah, dsb. Kamu juga akan melihat jatuh bangun perekonomian di Indonesia, masa-masa krisis moneter sejak era pra kolonial, dan koleksi mata uang pertama yang dicetak oleh Indonesia hingga koleksi mata uang negara-negara lain di dunia.
Kaca-kaca yang dibentuk menyerupai gedung-gedung tinggi
Suasana balkon di Bank Indonesia
Foto ibu Megawati selaku mantan presiden RI
Bagi pelajar atau mahasiswa kamu tidak dikenakan biaya sama sekali atau gratis dengan menunjukkan identitas yang masih berlaku. Lokasi: Jalan Pintu Besar Utara No 3, Jakarta Barat. (Tepat di sebelah museum Bank Mandiri)

3. Museum Sejarah Jakarta
Museum ini adalah jantung Batavia Lama. Lebih dikenal dengan sebutan museum Fatahillah atau museum Batavia. Bangunan ini dulunya adalah sebuah Balai Kota di era kolonial Belanda. Terdapat artefak, lukisan, dan patung-patung di dalam museum ini yang menceritakan masa perjuangan Jakarta (yang dulunya Batavia) mulai dari zaman prasejarah hingga kemerdekaan Republik Indonesia.
Patung Pangeran Fatahillah
Suasana dari taman tengah museum Fatahillah
Salah satu prasasti yang ada
Di tengah museum, terdapat taman cantik dan beberapa tempat berteduh yang sudah di renovasi, disisi lain terdapat penjara wanita. Konon bagi orang-orang yang beruntung akan mencium wangi-wangian bunga disana, namun bagi pengunjung biasa akan mencium bau amis di penjara wanita tersebut.
Alun-alun depan Museum Fatahillah
Di depan museum ini, terdapat alun-alun besar yang dilengkapi air mancur yang berfungsi sebagai pemasok air ke rumah-rumah di sekitarnya. Alun-alun museum Fatahillah sangat ramai, banyak seniman yang memamerkan keindahan seni disana. Kamu juga bisa menyewa sepeda kayuh beraneka warna yang dilengkapi dengan topi cantik senada dengan sepeda yang kamu pilih.
Untuk masuk ke museum ini, kamu akan dikenakan biaya sebesar Rp 3.000,- saja bagi pelajar atau mahasiswa. Lokasi: Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat.

Kami juga menyempatkan diri untuk mampir di sebuah kafe yang sudah ada sejak zaman Belanda.  Bentuk dan isi di dalam kafe tidak berubah sama sekali, hanya saja ada beberapa renovasi di bagian luar kafe. Yups, Batavia Cafe. Harga memang relatif tinggi untuk ukuran kantong mahasiswa, namun makanan yang disajikan rasanya sebanding, jadi kalian tidak akan menyesal untuk mampir ke kafe ini. Nuansa Belanda sangat terasa, ornamen dan hiasan yang digunakan masih sangat klasik. Kita juga dapat menikmati live music yang menyajikan lagu-lagu Belanda dan lagu Indonesia tempoe doloe.
Nampak luar dari Batavia Cafe
Ruang tengah
Suasana klasik jaman dulu

Jika kamu kesulitan dengan arah tujuan kamu di Kota Tua, jangan ragu atau malu untuk datang ke pos informasi dan keamaanan. Disana akan disambut hangat oleh Bapak penjaganya lhoJ kalian juga akan mendapat citymap kota Jakarta, brosur, pocketmap, bookmark I love Jakarta, dan buku mengenai warisan budaya Jakarta.
Pak Ozi dan Pak Hendry penjaga pusat informasi
Oke, tunggu kisah #jelajahmuseum #visitmuseum #ilovemuseum selanjutnya bersama @diancnd yaa! Follow juga instagram @visitmuseum. Aku akan memberikan sedikit info-info menarik seputar museum lainnya. Salam sejarah dan budaya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar