Sabtu, 16 Agustus 2014

Embrio Jantan



 
Syafik, Gilang, Thopaz, Andre, Aam without Ian
Embrio XXIV. Kami dipertemukan di ekstrakurikuler semasa SMA yakni SMADAPALA (Sekolah Menengah Atas Dua Pecinta Alam Lamongan). Dipaksa kuat fisik? Iya. Dipaksa kompak? Iya. Dipaksa patuh? Iya. Dipaksa menghafal kode etik? Iya. Dipaksa tanggap kondisi? Iya. Dipaksa berfikir cepat? Iya. Dipaksa kreatif? Iya. Dipaksa survival? Iya. Dipaksa berani kotor? Iya. Dipaksa satu rasa? Iya. Semuanya berasal dari keterpaksaan yang ada. Awal masuk, anggota kami berjumlah lebih dari 40 orang dan akhirnya yang bertahan hingga saat ini setelah melewati seleksi alam dan perjalanan panjang hanya tersisa 16 orang. Selamat, aku adalah salah satu anak yang masih eksis di anggota kami.

Dibilang teman, kami sudah lebih dari teman seperjuangan. Dibilang sahabat, kami juga sudah sangat bersahabat. Dibilang saudara, mungkin itu lebih tepat. Saudara yang bersabahat hehe. Banyak saudara tapi tidak bersahabat, ya kan?
Dulu, aku membayangkan keakraban ini hanya akan bertahan selama masa SMA ketika dibangku kelas satu dan dua, atau saat kami aktif menjadi peserta dan pengurus di organisasi ini saja. Ternyata bayanganku salah. Meskipun memiliki kegiatan masing-masing, berpencar di berbagai tempat kami masih selalu berhubungan, tak pernah lost contact, dan masih menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama. Jika ada istilah sahabat sejati, mungkin kami berpotensi menjadi seperti itu. Sudah tidak jamannya lagi bersahabat hanya dua orang, kami berkroyokan.
Sifat dan karakter yang berbeda diantara kami semua tidak menimbulkan permasalahan, malah sebaliknya. Kami saling mendukung, menguatkan, dan mewarnai persahabatan ini. Bukan sedang mendongeng atau membuat cerpen, tapi memang kenyataannya seperti itu. Baiklah, akan sedikit aku share nama-nama dan karakter mereka secara singkat disini, jika tersinggung maafin Dian ya gaess. Peluk cium hangat ({})
Dimulai dari Gilang Nurdiansyah yang memiliki nama lapangan “Ketek” yang artinya kera. Kenapa aku milih dia terlebih dahulu? Yap, dia adalah leader kami semasa menjadi pengurus. Orangnya keras, selalu ngotot, ngomong tanpa jeda, tegas, mengayomi dan peduli, susah ditebak bahkan mengejutkan, bertanggung jawab, tapi kalau sifat malesnya muncul susah untuk dinasehati. Secara fisik dia memiliki tinggi normal laki-laki, berbadan kotak yang tegap, kulit sawo matang, memiliki hidung layaknya pepaya.
Then, Ariza Julian Hakim si “Letek” atau ampas kopi. Berbadan legam, kurus, tinggi rata-rata, gigi putih bersih. Religius. Mungkin kalau sekilas melihat Ian, dia patut dicurigai sebagai teroris. Hehehe. Tapi jangan salah, itu hanya kedok! Dia paling patuh agama diantara kami semua, memang sebagai umat muslim yang baik harus seperti itu tapi sebenarnya dia orang yang asyik, enjoy,  kritikus, pribadi yang tegas dan disiplin, bisa berkompromi dengan kami semua, tapi juga paling sering menasehati. Kebiasaan buruknya yang pelor (nempel molor) tidak hanya terjadi di kasur tapi dimanapun tanpa peduli tempat. Bahkan dia bisa tidur duduk tegap saat mendengar khotbah sholat Jumat.
Achmad Harizul Hakam Wicaksana dengan julukan “Kluwek” –rempah-rempah yang berwarna hitam, digunakan untuk membuat rawon. Cowok paling playboy diantara kami semua, sepertinya hanya dia yang sering gonta-ganti pacar. Bukan masalah dia yang tidak setia, namun sebaliknya. Dari tampang dia memiliki keunggulan, berbadan putih, tinggi, tegap, bisa dibilang keren. Namun ketika sudah mengenalnya mungkin kalian bisa sedikit risih dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dia lakukan. Suka meludah dimana-mana. Cewek mana yang ga risih dengan itu? Baik, tanggap kondisi, rela berkorban, selalu membantu yang sedang membutuhkan tanpa menunggu sana-sini, ahli dalam jelajah situs, dia selalu menjadi leader kami dalam urusan jalan-jalan. Sayangnya dia kurang pede dan terlalu lebay jika sedang sms, banyak menggunakan emoticon yang berlebihan seperti anak alay. So sorry am! Namun harus diakui, dia sangat care kepada kami semua.
Congop yang memiliki nama asli Achmad Syafi’i Karim. Tinggi dan sangat kurus. Calon gayus tambunan ini memiliki sifat setia tapi tetap genit ke cewek-cewek lain, wajarlah untuk sifat laki-laki kebanyakan yang satu itu. Sebagai ladang curhat, mungkin dia adalah salah satu pendengar yang baik diantara kami. Banyak yang sudah menjadi “pasien”nya, apabila sedang bermasalah dengan orang yang spesial, kita bisa konsul kepada Syafik. Ohya, correct: istilah calon gayus tambunan disini adalah karena dia sedang menjalanku studinya di STAN.
Sebelum aku menuliskan namanya, rasanya sudah ingin tertawa terlebih dahulu. Dia selalu menjadi korban yang tertindas. Andre Hardiansyah atau “Bonggol”. Diberi nama bonggol mungkin alasan terkuatnya karena dia memiliki badan yang besar dan padat. Tapi jangan salah, beberapa pekan lalu aku bertemu dengannya kini sudah lebih kurus berkat produk herbalife yang rutin dikonsumsi. Jika kami berkumpul bersamanya, pasti tak lepas dengan gurauan untuk menertawakannya. Bahkan ketika dia diam saja kita masih bisa tertawa melihatnya. Andre tak henti-hentinya mengeluarkan kata bijak dengan berapi-api namun tak sebanding dengan sikap dan pawakannya. Scorpion King! Jangan dibayangkan kejantanan seperti pada film scorpion king yang sesungguhnya, namun kami menjulukinya seperti itu karena dia pernah tersengat kalajengking di kedua tangannya ketika kami sedang melaksanakan diklatsar di bukit Banjarwati, Paciran.
Thopaz Yulistio Alambara. Laki-laki terakhir dari kami berenam belas. Dia memiliki usia paling muda dan lebih sering kami panggil adek. Dua gigi depannya hilang akibat kecelakaan yang menimpanya dulu, namun sekarang dia sudah memakai gigi palsu yang menambah nilai plus di wajahnya. Selalu menjadi tim onar yang mengompori dan humas atau tukang jarkom jika mengadakan perkumpulan sebatas kami. Tak pernah absen pada acara-acara yang ada selama ini. Lebih senang bermain dibelakang layar, entah karena dia pemalu didepan orang banyak atau alasan apa yang tidak diketahui. Si “Blongor” satu ini sangatmahir dalam bergulat dengan bola. Selain aktif di SMADAPALA dia juga mengikuti ekstrakurikuler futsal bahkan sempat menjadi anggota tim U-17 Persela Lamongan.
Itu tadi adalah personil dari Embrio XXIV yang berkelamin jantan. Masih ada 10 Embrio betina yang harus ku deskripsikan satu-persatu. Namun rasanya jemari ini lelah untuk menulis dan otakku sedang ingin beristirahat sejenak. Mungkin di postingan selanjutnya akan kupenuhi dan kugenapkan semuanya. Ditunggu ya! Thanks boy, always be Embrio.

4 komentar: