Merah putih |
“Biar saja ku tak seharum bunga mawar tapi slalu
kucoba tuk mengharumkanmu. Biar saja ku tak seelok langit sore tapi slalu
kucoba tuk mengindahkanmu. Kupertahankan kau demi kehormatan bangsa. Kupertahankan
kau demi tumpah darah, semua pahlawan-pahlawanku.” –Bendera, by Cokelat
Berbagai kisah perjuangan bangsa Indonesia telah
dijelaskan secara rinci di pelajaran sekolah. Cerita yang telah dibuat dan
dipertontonkan di layar lebar. Suntikan semangat dari ribuan aktivis untuk
mengingat kembali, mencontoh sifat pantang menyerahnya, mengenal sejarah dari
tanggal 17 Agustus ini. Semua hal itu akan sia-sia apabila tidak timbul
kesadaran dari dalam hati kita masing-masing.
Zaman sudah tak lagi sama. Kita tak perlu mengendap-endap,
menyamar, menyusun strategi perang melawan penjajah. Indonesia sudah merdeka,
tepat 69 tahun yang lalu. Dimana aku-pun belum dilahirkan bahkan direncanakan saja tidak. Kita hanya
bisa menikmati momen-momen itu dari berbagai sumber.
Sebagai anak muda, tak sedikit yang acuh mengenai
hal ini. Makna dari kemerdekaan mulai pudar. Yang harus diperangi sekarang
adalah masalah dari dalam diri bangsa itu sendiri. Namun tak perlu-lah kita
mengobor-oborkan dengan berapi masalah korupsi oleh pejabat, dua calon presiden
yang memiliki banyak kekurangan, dan hal-hal yang lain. Namun mulailah dari
diri kita untuk bergerak, peduli, dan membenahi diri. Hal kecil seperti
mencontek merupakan miniatur dari korupsi. Seandainya tersangka mencontek
dipenjarakan, mungkin penjara akan penuh dengan jutaan pelajar, anak muda
penerus bangsa.
Aku sadar dan tidak munafik apabila ditanya mengenai
mencontek. Ya. Aku memang pernah bahkan sering ketika duduk dibangku SMA. Untuk
itu ketika menjadi mahasiwa perkuliahan seperti saat ini, mari niatkan
kesungguhan hati kita untuk tidak melakukan hal tersebut (lagi). Ajak
teman-teman sekitar untuk melakukan hal yang sama.
Mengingat bahwa hari ini adalah hari bersejarah
untuk bangsa tercinta, namun mengapa aku tidak merasakan euforia kebahagian di
daerah sini atau mungkin lebih tepatnya di sekitar kosku. Tidak ada something
special untuk merayakannya. Semoga ditahun-tahun berikutnya ada perubahan,
bukan semakin hilang acara rutin tujuh belasan yang biasanya diperlombakan ditiap
kampung. Selain untuk mengenang semangat perjuangan pahlawan, acara tersebut
juga dapat mengakrabkan sesama warga bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar